Pesona Lombok memang tengah berbinar-binar di mata traveler di seluruh penjuru dunia. Tak heran jika Lombok dijadikan sebagai destinasi wisata paling banyak dikunjungi oleh turis mancanegara. Salah satu destinasi wisata di Lombok yang harus dikunjungi adalah Pantai Gerupuk. Pantai Gerupuk ini menjadi wisata andalan di Lombok Tengah. Pantai ini sangat dikenal dengan ombaknya yang cantik. Dengan deburan ombak cukup besar, pantai Grupuk selalu menarik perhatian para peselancar dari seluruh dunia. Pantai ini juga menjadi lokasi berselancar paling menantang di Lombok. Pantai Grupuk terletak di sebelah timur dari pantai Kuta Lombok, berjarak 4 km dari Tanjung Aan. Saat tiba di pantai ini, ada dermaga yang siap mengantarkan Anda menuju Teluk Grupuk. Transportasi yang bisa Anda gunakan untuk menuju pantai Gerupuk ialah mobil dan motor. Anda bisa naik ojek dari pantai Kuta Lombok. Jika ingin lebih leluasa, Anda bisa menyewa mobil dari kota Mataram. Akan tetapi, jika Anda ingin mencoba angkutan umum di Pulau Lombok, di kota Mataram terdapat angkutan umum ke Mataram-Bertais-Praya hingga sampai di Sengkol. Nah dari Sengkol ini Anda harus transit ke jurusan Sengkol-Kuta. Perjalanan Anda akan dilanjutkan menggunakan ojek dari kuta hingga ke Pantai Gerupuk. Di kalangan wisatawan, Teluk Gerupuk dikenal sebagai salah satu tempat surfing yang menyenangkan. Nah di kawasan ini terdapat beberap spot surfing, dari mulai tinggkat untuk pemula hingga area surfing untuk level tinggi. Biasanya, Teluk Gerupuk lebih banyak dan sering dijamah oleh wisatawan luar negeri. Selain cocok dijadikan spot surfing, keindahan teluk ini tidak kalah dengan pantai pasir putih yang ada di pulauu Lombok. Hamparan pasir putih yang lembut dan suasana sekitar yang tenang, membuat momen bersantai lebih nyaman. Saat sore menjelang, setalah asik berselencar dan menikmati suasana Pantai Gerupuk, Anda bisa menyempatkan diri untuk menaiki bukit kecil di sebelah timur Pantai Gerupuk. Di tempa tini, Anda bisa suasana senja yang damai lengkap dengan latar sunset yang mengagumkan. Continue Reading
PantaiGerupuk adalah pantai yang menawarkan sensasi surfing yang sangat menantang. Tak heran jika Gerupuk adalah destinasi utama para surfer yang ingin membuktikan kepiawaiannya. Pantai yang berada di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat ini mempunyai 5 spot surfing dari mulai untuk pemula hingga tingkat advance. Spot berselancar ini dinamakan ArticlePDF AvailableAbstract and Figureshe purpose of this study was to determine the community structure and distribution pattern of gastropod in the mangrove area of Gerupuk Beach, Central Lombok. The field survey was conducted using the quadratic transect method and free collection in October-November 2022. The purposive random sampling was used in this study. The results showed there were 591 individuals Gastropod in all stations consisted of 4 species of Gastropod 7 families, namely Assimenia brevicula, Cassidula aurifelis, Cassidula nucleus, Littoraria carnifera, Littoraria angulifera, Littoraria scabra, Nerita undata, Cerithidea alata, Cerithidea quoyii, Telescopium Telescopium, Terebralia sulcata, Terebralia sp., Chicoreus capucinus and Nassarius reevanus. The highest abundance was found at station III with a value of individuals per m2, where the highest abundance of gastropod species was Cerithidea alata. The diversity H ' obtained from the three stations ranged from to which was categorized as medium level. Evenness index E from of which were in the relatively even category. Furthermore, Domination index C of Gastropods range from for low dominance. Gastropod distribution patterns in the Gerupuk Beach mangrove ecosystem are clustered and uniform. It is concluded that based on the biological indices the structure of the Gastropods community in the mangrove area of Gerupuk Beach it was in normal condition. Gambar 3. Nilai indeks keaneakragaman Gastropoda Keanekaragaman meliputi 2 hal utama yaitu variasi jumlah jenis dan jumlah individu masing-masing jenis dalam suatu kawasan. Di setiap lokasi, kelimpahan masing-masing spesies bervariasi jumlahnya karena beberapa spesies jauh lebih signifikan daripada spesies lainnya, sehingga menyebabkan rendahnya keanekaragaman suatu ekosistem. Misalkan jumlah spesies dan variasi jumlah individu tiap spesies relatif rendah. Dalam hal ini berarti terjadi ketidakseimbangan ekosistem yang disebabkan oleh gangguan atau tekanan. Penelitian Rakhmawan 2017 memperoleh nilai indeks keanekaragaman gastropoda dalam kategori rendah pada semua stasiun dikarenakan banyaknya aktivitas di sekitar stasiun tersebut. Hal ini juga sangat berpengaruh pada gastropoda yang ada di stasiun tersebut. Penelitian dengan indeks keanekaragaman nilai sedang juga ditemukan oleh Pasek et al., 2021 di ekosistem mangrove Pesisir Selatan Lombok Timur dan Yanti et al., 2022 di ekosistem Mangrove Perairan Desa Pangkil Kabupaten Bintan. Sementara itu, Baderan et al. 2019 menjelaskan bahwa indeks keanekaragaman sedang cukup untuk menggambarkan kompleksitas ekosistem. Indeks keseragaman berfungsi untuk mengetahui keseragaman setiap spesies dalam setiap komunitas yang ditemui. Stasiun I memiliki nilai keseragaman sebesar 0,559, stasiun II dengan 0,756 dan stasiun III dengan 0,623, berdasarkan Pielou 1977 indeks keseragaman pada penelitian ini termasuk dalam kategori relatif merata. Keseragaman spesies berkisar antara 0,559-0,756 yang berarti keseragaman menunjukkan bahwa perairan berada dalam kondisi seimbang, karena keseragaman gastropoda mendekati 1 >0,5 Kasry et al., 2012. Menurut Baderan et al 2019 dan Hasidu et al. 2020 nilai indeks keseragaman mendekati 1, hal ini menunjukkan bahwa jumlah individu pada setiap spesies hampir sama dan menunjukkan… Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan Available online http// ISSN 2477-0329, e-ISSN 2477-0310 Terakreditasi Kemenristek-DIKTI SINTA 4 Nomor 225/E/KPT/2022 Vol. 8 No. 1 pp 44-59 Maret 2023 DOI Research Articles Struktur Komunitas Gastropoda pada Kawasan Mangrove Pantai Gerupuk Lombok Tengah Community Structure Of Gastropods in The Mangrove Area Of Gerupuk Beach Central Lombok Hikmatul Hasanah*, Agus Ramdani, Abdul Syukur Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram, Mataram, Indonesia * corresponding author, email ikmatulh Manuscript received 28-01-2023. Accepted 25-03-2023 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas dan pola sebaran gastropoda pada kawasan mangrove Pantai Gerupuk, Lombok Tengah. Survei lapangan dilakukan dengan metode transek kuadrat dan koleksi bebas pada bulan Oktober-November 2022. Purposive random sampling digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 591 individu gastropoda pada semua stasiun yang terdiri dari 14 spesies dan 7 famili yaitu Assimenia brevicula, Cassidula aurifelis, Cassidula nucleus, Littoraria carnifera, Littoraria angulifera, Littoraria scabra, Nerita undata, Cerithidea alata, Cerithidea quoyii, Telescopium Telescopium, Terebralia sulcata, Terebralia sp., Chicoreus capucinus dan Nassarius reevanus. Kelimpahan total gasropoda adalah 1,37 Individu per m2, dimana kelimpahan jenis gastropoda tertinggi adalah jenis Cerithidea alata. Keanekaragaman H' yang diperoleh dari ketiga stasiun tersebut berkisar antara 1,476 sampai 1,996 yang dikategorikan sedang. Indeks keseragaman E dari 0,559-0,756 termasuk dalam kategori relative merata. Selanjutnya Indeks Dominasi C gastropoda berkisar antara 0,255-0,355 dengan kategori dominansi rendah. Pola sebaran gastropoda pada ekosistem mangrove pantai gerupuk bersifat mengelompok dan seragam. Disimpulkan bahwa berdasarkan indeks biologi struktur komunitas gastropoda pada Kawasan mangrove Pantai Gerupuk dalam keadaan normal. Kata kunci kelimpahan gastropoda; booklet; indeks ekologi; pola sebaran ABSTRACT The purpose of this study was to determine the community structure and distribution pattern of gastropod in the mangrove area of Gerupuk Beach, Central Lombok. The field survey was conducted using the quadratic transect method and free collection in October-November 2022. The purposive random sampling was used in this study. The results showed there were 591 individuals Gastropod in all stations consisted of 4 species of Gastropod 7 families, namely Assimenia brevicula, Cassidula Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan Vol. 9, No. 1, Maret 2023 Hasanah, Ramdani, Syukur 45 aurifelis, Cassidula nucleus, Littoraria carnifera, Littoraria angulifera, Littoraria scabra, Nerita undata, Cerithidea alata, Cerithidea quoyii, Telescopium Telescopium, Terebralia sulcata, Terebralia sp., Chicoreus capucinus and Nassarius reevanus. The highest abundance was found at station III with a value of individuals per m2, where the highest abundance of gastropod species was Cerithidea alata. The diversity H ' obtained from the three stations ranged from to which was categorized as medium level. Evenness index E from of which were in the relatively even category. Furthermore, Domination index C of Gastropods range from for low dominance. Gastropod distribution patterns in the Gerupuk Beach mangrove ecosystem are clustered and uniform. It is concluded that based on the biological indices the structure of the Gastropods community in the mangrove area of Gerupuk Beach it was in normal condition. Key words gastropod abundance; booklets; ecological index; distribution pattern PENDAHULUAN Gastropoda merupakan kelas dari Filum Moluska yang termasuk kedalam hewan invertebrata Ulmaula et al., 2016. Gastropoda memiliki jumlah spesies terbesar dengan hampir tiga perempat dari total jumlah moluska. Kelas ini terdiri dari spesies dan di antaranya sudah menjadi fosil Kozloff, 1990, sedangkan di Indonesia diperkirakan terdapat jenis gastropoda Nontji, 1987. Umumnya gastropoda yang sering kita jumpai memiliki cangkang berbentuk tabung spiral, bentuk tubuh asimetris, bernapas menggunakan korset dan anatomi bagian dalam yang disebut torson Zoologi & Lipi 2013. Gastropoda dapat ditemukan pada berbagai substrat, hal ini dikarenakan gastropoda memiliki daya adaptasi yang lebih tinggi dibandingkan kelas lainnya Islamy & Hasan 2020. Pendapat yang sama disampaikan oleh Cappenberg 2006 dan Ernawati et al. 2019 bahwa gastropoda memiliki persebaran yang luas dan kemampuan beradaptasi terhadap lingkungan yang beragam, seperti hidup di substrat darat, air tawar, laut, berpasir dan berlumpur. Penyebaran gastropoda ini sangat dipengaruhi oleh kondisi habitat, seperti faktor fisik, kimia dan biologi Pyron dan Brown, 2015. Selain itu, Asan et al. 2019 juga menambahakan bahwa gastropoda merupakan spesies yang paling beragam dan terbesar karena berhasil menempati berbagai macam habitat dan ekosistem seperti ekosistem lamun, ekosistem karang dan ekosistem mangrove. Ekosistem mangrove memiliki kekayaan yang melimpah mulai dari jenis flora dan fauna Crocetta et al., 2020. Ekosistem mangrove menyediakan keanekaragaman hayati seperti beragam jenis biota asosiasi Japa et al., 2021 salah satunya gastropoda yang termasuk salah satu kelompok moluska paling dominan dan makrofauna yang paling banyak di ekosistem mangrove dan sebagian besar hidup di permukaan tanah Kabir et al., 2014. Jika terdapat keanekaragaman dan jumlah individu gastropoda yang sedikit dalam ekosistem mangrove maka dapat dipastikan ekosistem hutan mangrove tersebut terganggu Imamsyah et al., 2020. Berkurangnya gastropoda akan mengurangi proses dekomposisi di hutan mangrove Baderan et al., 2019. Menurut Fadhilah et al., 2013 gastropoda di hutan mangrove berperan penting dalam struktur rantai makanan yaitu dalam proses penguraian serasah dan mineralisasi bahan organik. Dengan kata lain, gastropoda diposisikan sebagai pencacah daun menjadi potongan-potongan kecil yang kemudian akan dilanjutkan dengan proses dekomposisi oleh Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan Vol. 9, No. 1, Maret 2023 Hasanah, Ramdani, Syukur 46 mikroorganisme gastropoda yang relatif tetap di habitatnya karena pergerakannya yang sangat terbatas Susiana 2011. Beberapa kawasan mangrove di Lombok masih kurang tereksplorasi terkait keanekaragaman jenis gastropoda, salah satunya di ekosistem mangrove Gerupuk Lombok Tengah. Mengingat pentingnya peran gastropoda dalam rantai makanan terhadap organisme yang hidup di ekosistem mangrove, dan keterbatasan informasi tentang keberadaan gastropoda di mangrove Gerupuk, perlu dilakukan kajian struktur komunitas gastropoda di ekosistem mangrove Gerupuk Kabupaten Lombok Tengah. BAHAN DAN METODE Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di kawasan mangrove Pantai Gerupuk, Kecamatan Puju, Kabupaten Lombok Tengah pada bulan Oktober-November 2022. Peta lokasi penelitian sebagai berikut Gambar 1. Lokasi penelitian Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan adalah Alat tulis, kuadran ukuran 1x1 meter, roll meter ukuran 100 meter, Thermometer, GPS, Salinometer, kamera, kertas pH, plastik bening ukuran 1 kg, dan alkohol 70%. Pengambilan data Pengambilan menggunakan metode kombinasi antara metode transek garis dan kuadrat. Penentuan stasiun menggunakan metode purposive sampling dimaan penentuan titik stasiun dengan cara memilih daerah yang mewakili lokasi pengamatan berdasarkan keadaan hutan mangrove, substrat dan aktifitas Ernanto et al., 2010 dimana lokasi penelitian ini teridiri atas 3 stasiun, stasiun I paling dekat daerah pantai dengan substrat lumpur berpasir, stasiun II berada di daerah dekat dengan aliran sungai dengan substrat lumpur berpasir dan stasiun III berada di daerah yang paling dekat pemukiman dengan substrat berlumpur. Setiap stasiun Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan Vol. 9, No. 1, Maret 2023 Hasanah, Ramdani, Syukur 47 dibuat tiga 3 plot pengamatan berukuran 10x10 meter dengan menggunakan tali transek. Kemudian setiap plot pengamatan diberi jarak 10 meter. Setiap satu 1 plot pengamatan terdapat sub petak dengan tiga titik ukuran 1×1 meter Ernanto et al., 2010. Transek berukuran 1×1 meter digunakan untuk mencuplik sampel gastropoda epifauna dipermukaan substrat dan treefauna menempel akar, batang, dan daun Talib, 2008. Identifikasi sampel berpedoman pada buku Abbot & Dance 2000 Copendium of Seashells A Full Colour Guide to More than 4,200 of The Worlds Marine Shell. Analisis data Kelimpahan gastropoda dihitung berdasarkan rumus Zulham et al., 2018 Keterangan Ki = Kelimpahan spesies ind/m2 Di = jumlah individu dari spesies ke-i individu A = luas area pengamatan m2 Indeks keanekaragaman gastropoda dihitung menggunakan rumus Shannon-Wiener Odum, 1993; Febrina et al., 2018 Keterangan H' = Indeks keanekaragaman jenis Pi = ni/N ni = jumlah individu dari spesies ke-i N = total jumlah individu Indeks keseragaman dihitung dengan menggunakan rumus Keterangan E = Indeks keseragaman H' = Indeks keanekaragaman S = Jumlah spesies Indeks dominansi dihitung dengan rumus indeks dominansi Simpson Odum, 1993; Febrina et al., 2018. Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan Vol. 9, No. 1, Maret 2023 Hasanah, Ramdani, Syukur 48 Keterangan D = Indeks dominansi ni = Jumlah individu spesies ke-i N = jumlah total seluruh individu Indeks dispersi morista dihitung menggunakan rumus Brower Hartono et al., 2016 Keterangan Id = indeks dispersi Morista n = jumlah plot pengambilan contoh N = jumlah individu dalam n plot x = jumlah individu pada setiap plot HASIL DAN PEMBAHASAN Gastropoda di Ekosistem Mangrove Gastropoda yang terdapat di kawasan mangrove pantai gerupuk Lombok Tengah terdiri dari 14 spesies yang mencakup 7 famili Tabel 1. Jumlah spesies gastropoda di lokasi pengamatan lebih rendah dari jumlah spesies gastropoda di ekosistem mangrove desa Pelangan kecamatan sekotong Lombok Barat sebanyak 20 spesies gastropoda Candri et al., 2022, Pantai Seger Lombok Tengah, 20 spesies Parorrongan et al., 2018, dan di Hutan Mangrove Desa Sutera Kecamatan Sukadana, 20 spesies gastropoda Rupmana et al., 2021. Beberapa negara di Asia, seperti India ditemukan 46 gastropoda Kantharajan et al., 2017 dan 50 gastropoda ditemukan di Filipina Dolorosa and Gallon 2014. Sementara itu, Abdillah et al. 2019 hanya menemukan 9 spesies gasropoda di Poton Bako Lombok Timur. Candri et al. 2020 menemukan 14 spesies gastropoda yang termasuk dalam 9 famili sama pada kawasan mangrove Pantai Gerupuk antara lain Assiminea lutea, Cassidula nucleus, Cassidula aurifelis, Haminoea tenera, Littorina scabra, Littorina carinifera, Chicoreus capunicus, Platevindex sp, Cerithidea alata, Cerithidea quoyii, Cerithidea obtuse, Cerithidea quadrata, Terebralia sulcata, Telescopium telescopium. Dari spesies-spesies gastropoda yang ditemukan oleh Candri et al. 2020, terdapat beberapa spesies yang ditemukan dalam penelitian ini antara lain Cassidula nucleus, Cassidula aurifelis, Littorina scabra, Littorina carinifera, Chicoreus capunicus, Cerithidea quoyii, Terebralia sulcata, dan Telescopium telescopium. Perbedaan waktu dan lokasi stasiun penelitian dapat menyebabkan spesies gastropoda yang ditemukan berbeda dan bisa juga disebabkan karena perubahan kondisi lingkungan mangrove Gerupuk yang menyebabkan perubahan ekosistem mangrove dan komunitas yang menghuni ekosistem pada kawasan mangrove Pantai Gerupuk. Tabel 1. Gastropoda pada Kawasan Mangrove Pantai Gerupuk Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan Vol. 9, No. 1, Maret 2023 Hasanah, Ramdani, Syukur 49 Assimenidae Assimenia brevicula Cassidula aurifelis* Cassidula nucleus* Littoraria carnifera* Littoraria angulifera Littoraria scabra* Cerithidea alata Cerithidea quoyii* Telescopium telecopium* Terebralia sulcata* Terebralia sp. Muricidae Chicoreus capucinus* Nassariidae Nassarius reevanus *spesies gastropoda yang juga ditemukan oleh Candri et al 2020 Gambar 2. Gastropoda pada Kawasan Mangrove Gerupuk 1 Assimenia brevicula, 2 Cassidula aurifelis, 3 Cassidula nucleus, 4 Littoraria carnifera, 5 Littoraria angulifera, 6 Littoraria scabra, 7 Nerita undata, 8 Cerithidea alata, 9 Cerithidea quoyii, 10 Telescopium telescopium , 11 Terebralia sulcate, 12 Terebralia sp., 13 Chicoreus capucinus, 14 Nassarius reevanus Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan Vol. 9, No. 1, Maret 2023 Hasanah, Ramdani, Syukur 50 Total gastropoda yang ditemukan di ketiga stasiun penelitian adalah 1,37 ind/100 m². Spesies Cerithidea alata merupakan spesies dengan individu terbanyak dengan 0,64 ind/100 m². Sedangkan jumlah spesies terendah pada luasan 1002 dengan nilai 0,01 ind/100 m² adalah Nassarius reevanus, Littoraria carnifera, Telescopium telecopium, dan Nerita undata. Kelimpahan suatu jenis menunjukkan banyaknya individu jenis dengan satuan luas tertentu Tabel 1. Kelimpahan gastropoda di kawasan mangrove Pantai Gerupuk tergolong sedang. Hal ini diduga karena beberapa stasiun memiliki vegetasi mangrove yang sangat padat dengan kondisi stasiun yang cukup stabil. Menurut Salim et al. 2019 kerapatan mangrove dapat mempengaruhi kelimpahan gastropoda dan juga dipengaruhi oleh sedimen, bahan organik dan ketersediaan sinar matahari. Hal ini sejalan dengan pendapat Tarida et al., 2018 yang menyatakan bahwa kerapatan mangrove mengandung bahan organik sehingga dapat menyediakan makanan yang melimpah bagi hewan tersebut. Bahan organik sangat bermanfaat sebagai nutrisi bagi biota dasar, jika bahan organik tersebut melebihi batas maka posisi bahan organik tersebut menjadi pencemar Amin et al., 2012 Hasil penelitian menunjukkan bahwa famili gastropoda seperti Potamididae, Littorinidae, dan Ellobiidae memiliki kelimpahan individu yang tinggi dan banyak ditemukan di ekosistem mangrove Gerupuk. Famili ini mendominasi ekosistem mangrove karena menyukai daerah yang terkena pasang surut dan daerah berlumpur dengan vegetasi pohon mangrove Yadav et al., 2019. Famili Potamididae merupakan spesies yang paling banyak ditemukan karena penelitian hanya dilakukan pada ekosistem mangrove yang merupakan habitat asli Potamididae. Karakter substrat yang disukai oleh kelompok Potamididae ini adalah berlumpur Goltenboth et al., 2012. Jika dilihat pada satu kawasan, kelimpahan gastropoda tertinggi di kawasan mangrove Pantai Gerupuk adalah Cerithidea alata dengan total 290 individu. Cerithidea banyak ditemukan di kawasan mangrove yang ditumbuhi dengan Rhizophora, karena Rhizophora dapat menyediakan substrat berlumpur sebagai habitat Cerithidea Silaen et al., 2013. Menurut Anwar dan Mertha 2017 jenis mangrove yang umumnya terdapat di Teluk Gerupuk, Lombok Tengah adalah tumbuhan dari genus Rhizopora. Selain Rhizopora, Jenis-jenis tumbuhan mangrove yang ditemukan di ekosistem mangrove gerupuk antara lain C. decandra, Rhizophora mucronata, Sonneratia alba, dan S. caseolaris Candri et al., 2020. Famili Littorinidae memiliki spesies terbanyak setelah Potamididae dalam penelitian ini. Ada 3 spesies, antara lain L. angulifera, L. scabra, dan Littoraria carnifera. Famili Littorinidae merupakan gastropoda fakultatif karena banyak ditemukan individu dan spesies di dalam dan di luar ekosistem mangrove Susanti et al., 2021. Marshall et al. 2015 mengemukakan bahwa spesies Littoraria hidup pada batang, cabang, akar, dan daun pohon mangrove. Penyebaran jenis ini ditentukan oleh beberapa faktor, seperti fungsi suatu kawasan sebagai tempat berlindung gasropoda dan jenis vegetasi pohon mangrove. Keanekaragaman Gastropoda pada Kawasan Mangrove Pantai Gerupuk Kestabilan komunitas gastropoda dapat digambarkan dengan analisis nilai indeks keanekaragaman H', keseragaman E, dan dominansi D. Hasil indeks keanekaragaman Shannon-Wiener pada setiap lokasi menunjukkan nilai yang berbeda Gambar 3. Indeks Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan Vol. 9, No. 1, Maret 2023 Hasanah, Ramdani, Syukur 51 keanekaragaman gastropoda di stasiun II lebih tinggi 1,996 dibandingkan di stasiun III 1,669 dan stasiun I 1,476. Indeks keanekaragaman ini berkisar antara 10,5 Kasry et al., 2012. Menurut Baderan et al 2019 dan Hasidu et al. 2020 nilai indeks keseragaman mendekati 1, hal ini menunjukkan bahwa jumlah individu pada setiap spesies hampir sama dan menunjukkan 00,20,40,60,811,21,41,61,82Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3H' 1,476 1,996 1,669D0,355 0,264 0,255E0,559 0,756 0,632 Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan Vol. 9, No. 1, Maret 2023 Hasanah, Ramdani, Syukur 52 kestabilan ekosistem. Sebaliknya, jika indeks keseragaman mendekati 0, berarti spesies tertentu mendominasi ekosistem tersebut. Sesuai dengan pernyataan Saptarini 2010 bahwa nilai keseragaman yang diperoleh mendekati 1 menunjukkan komposisi individu dari setiap spesies yang terdapat dalam suatu komunitas berada dalam kondisi yang relatif baik yaitu sebaran setiap jenis relatif sama atau seragam walaupun beberapa jenis gastropoda ditemukan dalam jumlah lebih besar dari jenis lainnya. Penelitian dengan indeks keseragaman relatif merata juga ditemukan oleh Sandewi et al. 2019 dengan E > 0,6. Tingginya nilai keseragaman diduga karena kondisi suhu, pH dan DO yang tidak jauh berbeda di setiap stasiun dan tidak melebihi nilai ambang pertumbuhan gastropoda. Nilai indeks dominansi spesies dari yang tertinggi hingga terendah yaitu stasiun III, stasiun II dan kemudian stasiun I dengan nilai berturut-turut 0,255, 0,264, dan 0,355. Indeks dominasi Simpson adalah parameter yang menyatakan tingkat dominasi penguasaan terpusat suatu spesies dalam suatu komunitas. Misalkan hasil menunjukkan nilai 01. Hasil dari perhitungan pola sebaran dalam penelitian ini terdapat dua pola sebaran pada ekosistem mangrove pantai gerupuk yaitu mengelompok dan seragam Seperti terlihat pada Tabel 3. Tabel 3. Indeks Morista Id Gastropoda Stasiun III memiliki nilai pola sebaran yang lebih tinggi dibandingkan pada stasiun I dan II. Penyebaran yang seragam terjadi karena persaingan antar individu dan persaingan yang tinggi menyebabkan pemerataan tempat. Individu sejenis akan hidup berdampingan dan berkelompok bila menemukan kondisi lingkungan yang sesuai dengan tempat hidupnya Sulistiyowati et al., 2021. Budiman 1991 menyatakan bahwa gastropoda di hutan mangrove pada umumnya memiliki pola sebaran mengelompok. Pola sebaran mengelompok disebabkan oleh beberapa hal seperti kondisi lingkungan, kebiasaan makan dan cara bereproduksi. Menurut Bahri 2006 pola sebaran biota dipengaruhi oleh tipe habitat yang meliputi faktor fisikokimia perairan serta pakan dan daya adaptasi suatu biota dalam suatu ekosistem. Pola persebaran yang mengelompok akan memudahkan individu untuk berhubungan satu sama lain untuk berbagai kebutuhan seperti reproduksi dan mencari makan Budiman, 1991. Pola sebaran mengelompok adalah pola organisme atau biota pada suatu habitat yang hidup berkelompok dalam jumlah tertentu Werdiningsih, 2005. Pola penyebaran sangat khas pada setiap spesies dan jenis habitat. Penyebab terjadinya pola sebaran tersebut akibat dari adanya perbedaan respon terhadap habitat. Pola penyebaran mengelompok dengan tingkat pengelompokan yang bermacam-macam Pola distribusi yang mengelompok terkait dengan cara hidup yang memilih tempat yang cocok. Menurut Kramadibrata 1996 Pengelompokan individu dapat disebabkan oleh respon populasi yang sama terhadap kondisi lokal yang baik untuk kelangsungan hidup, sehingga mempengaruhi kepadatan populasi. Pola sebaran jenis yang mengelompok merupakan pola sebaran yang umum terjadi di alam. Menurut Odum 1993 kondisi ini disebabkan akumulasi individu dalam menghadapi perubahan cuaca dan musim, perubahan habitat dan proses reproduksi sehingga meningkatkan persaingan antar individu dalam memperoleh makanan dan ruang gerak. Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan Vol. 9, No. 1, Maret 2023 Hasanah, Ramdani, Syukur 55 KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan total 14 spesies gastropoda ditemukan dalam penelitian ini. Kemudian total gastropoda yang diperoleh memiliki kelimpahan 1,37 ind/100 m². Indeks keanekaragaman gastropoda sebesar 1,714 sedang, keseragaman jenis pada penelitian ini mencapai 0,649 relatif merata, dan indeks dominansi jenis tercatat sebesar 0,291 rendah, yang berarti tidak ada spesies yang dominan di lokasi penelitian. Pola sebaran Gasropoda di kawasan mangrove Pantai Gerupuk tergolong mengelompok dengan niali 3,1 Id>1. Kemudian, setiap lokasi penelitian memiliki jenis dan kelimpahan spesies gastropoda yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan jenis substrat seperti berpasir, berlumpur atau berbatu dan faktor abiotik yang terdapat di lokasi penelitian seperti suhu, pH, dan salinitas. Berdasarkan hal tersebut struktur komunitas gastropoda pada Kawasan mangrove Pantai Gerupuk dapat dinyatakan dalam keadaan normal Ucapan Terimakasih Peneliti mengucapkan terimakasih kepada Dekan FKIP Universitas Mataram yang telah memberikan fasilitas Laboratorium dalam penyelesaian penelitian. DAFTAR PUSTAKA Abbott, R. T., & Dance, S. P. 2000. Copendium of Seashells A Full Colour Guide to More than 4,200 of The Worlds Marine Shell. Odyssey Publisher China. Abdillah, B., Karnan., & Santoso, D. 2019. Struktur Komunitas Mollusca Gastropoda Dan Bivalvia Pada Daerah Intertidal Di Perairan Pesisir Poton Bako Lombok Timur Sebagai Sumber Belajar. J. Pijar MIPA. 143, 208–216. DOI Amin, B., Nurrachmi, I., & Marwan. 2012. Kandungan Bahan Organik Sedimen dan Kelimpahan Makrozoobentos sebagai Indikator Pencemaran Perairan Pantai Tanjung Uban Kepulauan Riau. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Dosen di Lembaga Peneltian Universitas Riau. Universitas Riau, Pekanbaru. Anwar, H., & Mertha, I. G. 2017. Komposisi Jenis Mangrove Di Teluk Gerupuk Kabupaten Lombok Tengah. Jurnal Sangkareang Mataram, 3 2, 25-31. Artiningrum N. T. dan Anggraini D. P. 2019. Keanekaragaman Moluska Ekosistem Mangrove Pantai Cemare, Teluk LembarLombok Barat. BioWallacea Jurnal Ilmiah Ilmu Biologi 53 112–118. DOI Asan, S. A. M. S., Anwari, S., Rifanjani & Darwati, H. 2019. Keanekaragaman Jenis Ikan Di Kawasan Mangrove Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Hutan Lestari, 7 1, 279-286. DOI Baderan, D. W. K., Hamidun, M. S., Utina, R., Rahim, S., & Dali, R. 2019. The abundance and diversity of mollusks in mangrove ecosystem at coastal area of North Sulawesi, Indonesia. Biodiversitas, 204, 987–993. DOI Baderan, D. W. K., Hamidun, M. S., Utina, R., Rahim, S., & Dali, R. 2019. The abundance and diversity of mollusks in mangrove ecosystem at coastal area of North Sulawesi, Indonesia. Biodiversitas, 204, 987–993. DOI Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan Vol. 9, No. 1, Maret 2023 Hasanah, Ramdani, Syukur 56 Bahri, 2006. Kenaekaragaman dan Kepadatan Komunitas Moluska di Perairan Sebelah Utara Danau Maninjau. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Brower, J. E., Zar, J. H., & Ende, C. N. V. 1989. Field and Laboratory Methodes of General Ecology. Fourth Editions. USA Mc Grow-Hill Publication Boston. Budiman. 1991. Penelaahan beberapa gatra ekologi moluska bakau indonesia. [Disertasi]. Jakarta Fakultas Pascasarjana. Universitas Indonesia. Candri, D. A., Rahmani, M. S., Ahyadi, H., & Zamroni, Y. 2022. Diversity and Distribution of Gastropoda and Bivalvia in Mangrove Ecosystem of Pelangan, Sekotong , West Lombok. Jurnal Biologi Tropis. 22 3, 1092–1100. DOI Candri, D. A., Sani, L. H., Ahyadi, H., & Farista, B. 2020. Struktur Komunitas Moluska di Kawasan Mangrove Alami dan Rehabilitasi Pesisir Selatan Pulau Lombok. Jurnal Biologi Tropis, 20 1 139 – 147. Cappenberg, H. A. 2006. Pengamatan Komunitas Moluska di Perairan Kepulauan Derawan Kalimantan Timur. Oseonologi dan Limnologi di Indonesia 39, 75-87. Crocetta, F., Bitar, G., Zibrowius, H., & Oliverio, M. 2020. Increase in knowledge of the marine gastropod fauna of Lebanon since the 19th century. Bulletin of Marine Science, 961, 1–22. DOI Dolorosa, R, G. & Galon, F. 2014. Species richness of bivalves and gastropods in Iwahig River-Estuary, Palawan, the Philippines. International Journal of Fisheries and Aquatic Studies; 21 207-215. Effendi, H. 2003.Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya Dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta Kanisius. Erlinda, L., Yolanda, R., & Purnama, 2015. Struktur Komunitas Gastropoda di Danau Sipogas Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Jurnal Mahasiswa Prodi Biologi UPP, 11. Ernanto, R., Agustriani, F., & Aryawati, R. 2010. Struktur Komunitas Gastropoda Pada Ekosistem Mangrove di Muara Sungai Batang Ogan Komeling Ilir Sumatera Selatan. Maspari Journal, 01, 73-78. DOI Ernawati, L., Anwari, M., Sofwan., & Dirhamsyah, M. 2019. Keanekaragaman Jenis Gastropoda pada Ekosistem Hutan Mangrove Desa Sebubus Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas. Jurnal Hutan Lestari. 72 923 – 934. DOI Fadhilah, N., Masrianih, H., & Sutrisnawati, H. 2013. Keanekaragaman Gastropoda Air Tawar di Berbagai Macam Habitat di Kecamatan Tanambulava Kabupaten Sigi. E-Jipbiol, 2, 13–19. Febrina, M., Adi, W., & Febrianto, A. 2018. Kelimpahan Bivalvia di Ekosistem Lamun Pantai Puding Kabupaten Bangka Selatan. Jurnal Sumber Daya Perairan, 122, 6474. DOI Goltenboth, F., Timotius, K. H., dan Margraf, J. 2012. Ekologi Asia Tenggara Kepulauan Indonesia. Salemba Teknika. Jakarta. Handayani, S., Patria, M. P. 2005. Komunitas Zooplankton Di Perairan Waduk Krenceng, Cilegon, Banten. Makra, Sains, 92, 75 - 80. Hartoni, H., and Agussalim, A. 2013. Komposisi Dan Kelimpahan Moluska Gastropoda Dan Bivalvia Di Ekosistem Mangrove Muara Sungai Musi Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Maspari Journal, 51, 6-15. Hartono, R., Pratomo, A., & Karlina, I. 2016. Pola Sebaran Bivalvia Zona Litoral di Pantai Lola Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Jurnal Umrah, 21, 1-10. Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan Vol. 9, No. 1, Maret 2023 Hasanah, Ramdani, Syukur 57 Hasidu L. O. A. F., Jamili, Kharisma Prasetya, A., Maharani., Riska., Rudia, L. O. A. P., Ibrahim A. F., Mubarak, A. A., Muhasafaat, L. O., & Anzani, L. 2020. Diversity of molluscs bivalvess and gastropods in degraded mangrove ecosystems of Kolaka District, Southeast Sulawesi, Indonesia. Biodiversitas 21 5884-5892. DOI Imamsyah, A., Arthana, I. W., & Astarini, I. A. 2020. The influence of physicochemical environment on the distribution and abundance of mangrove gastropods in Ngurah Rai Forest Park Bali, Indonesia. Biodiversitas, 217, 3178–3188. DOI Islamy, R. A., & Hasan, V. 2020. Checklist of mangrove snails Mollusca Gastropoda in South Coast of Pamekasan, Madura Island, East Java, Indonesia. Biodiversitas, 217, 3127-3134. Izzati, M. 2008. Perubahan Konsentrasi Oksigen Terlarut dan pH Perairan Tambak Setelah Penambahan Rumput Laut Sargassum Plagyophyllum dan Ekstaknya. Buletin Anatomi Dan Fisiologi Dh Sellula, 162. DOI Japa, L., Syukur, A., & Syachruddin. 2021. Pemanfaatan Lingkungan Ekosistem Mangrove sebagai Laboratorium Alam dalam Pelajaran IPA Siswa Madrasah Tsanawiyah NW Nurul Ihsan , Desa Tanjung Luar, Kecamatan Keruak, Lombok Timur. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 44, 188–195. Kabir, M., Abolfathi, M., Hajimoradloo, A., Zahedi, S., Kathiresan, K., & Goli, S. 2014. Effect of mangroves on distribution , diversity and abundance of molluscs in mangrove ecosystem a review. International Journal of the Bioflux Society, 74, 286–300. Kantharajan G., Pandey P. K., Krishnan P., Samuel V. D., & Bharti V. S., 2017 Molluscan diversity in the mangrove ecosystem of Mumbai, west coast of India, Regional Studies in Marine Science,14. DOI Kasry, A., Elfajri, N, R., dan Agustina, R. 2012. Penuntun Praktikum Ekologi Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau Pekanbaru. Kozloff, E. N. 1990. Invertebrates. New York Saunders College Publishing Kramadibrata. 1996. Ekologi Hewan. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Maretta, G., Hasan, N. W., & Septiana, N. I. 2019. Keanekaragaman Moluska di Pantai Pasir Putih Lampung Selatan. Biotropika JTB, 73, 87–94. Marshall DJ, Baharuddin N, Rezende E, Helmuth B. 2015. Thermal tolerance and climate warming sensitivity in tropical snails. Ecol Evol 5 24 5905-5919. Mathius, R. S., Lantang, B., & Maturbongs, M. R. 2018. Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Keberadaan Gastropoda Pada Ekosistem Mangrove Di Dermaga Lantamal Kelurahan Karang Indah Distrik Merauke Kabupaten Merauke. Musamus Fisheries and Marine Journal, 12, 33–48. DOI Mudjiman. 1989. Budidaya Udang Putih. Penebar Swadaya. Jakarta. Nontji, A. 2007. Laut Nusantara. Jakarta Djambatan Odum, E. P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Gajah mada University Press. Jogjakarta. Odum, E. P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Gajah mada University Press. Jogjakarta. Odum, E. P., dan G. W. Barrett. 2005. Fundamentals of Ecology. 5th Edition. Thomson Learning, United States. Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan Vol. 9, No. 1, Maret 2023 Hasanah, Ramdani, Syukur 58 Odum, 1971. Fundamental of Ecology. Sounders Company, Philadelphia. Parorrongan, J. R., Zahida, F., & Yuda, I. P. 2018. Keanekaragaman dan Kelimpahan Gastropoda di Pantai Seger, Lombok Tengah Diversity and Abundance of Gastropods at Seger Beach, Central Lombok. Biota. 32, 79–86. Pasek, W., Sedana, E., Santoso, D., Syukur, A., Biologi, P., Keguruan, F., & Mataram, U. 2021. Diversity and Distribution Patterns of Molluscs Gastropods and Bivalves Associated with Mangrove Ecosystems. Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan, 223–242. DOI Pattirajawane, Y. 2018. Kepadatan dan Keanekaragaman Gastropoda Pada Ekosistem Mangrove di Tanjung Tiram, Desa Poka. Skripsi. Universitas Pattimura, Ambon Pennak, R. W. 1978. The Freshwater Invertebrates of the United York Jhon Wiley & Sons. Pyron, M., and Brown, K. M. 2015. Introduction toMollusca and the Class Gastropoda, Chapter 18. Ecology and General Biology 383-421. Rahman, 2009. Struktur Komunitas Makrozoobenthos di Perairan Estuaria Sungai Brantas Sungai Porong dan Wonokromo. Jawa Timur IPB Bogor. Rakhmawan, A .2017. Struktur Komunitas Moluska Di Kawasan Wisata Mangrove Desa Payangan Kecamatan Ambulu Jember Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya Ridwan, M., Fathoni, R., Fatihah, I., & Pangestu, D. A. 2016. Struktur Komunitas makrozoobenthos di Empat Muara Sungai Cagar Alam Pulau Dua, Serang, Banten. Al-Kauniyah Jurnal Biologi, 91, 57-65. Rupmana, D., Anwari, M. S., & Dirhamsyah, M. 2021. Identifikasi Jenis Gastropoda Di Hutan Mangrove Desa Sutera Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara. Jurnal Hutan Lestari. 94, 606–618. DOI Salim, A. G., Dharmawan, I. W. S., & Narendra, B. H. 2019. Pengaruh Perubahan Luas Tutupan Lahan Hutan Terhadap Karakteristik Hidrologi DAS Citarum Hulu. Jurnal Ilmu Lingkungan, 172, 333. DOI Sandewi, N. P. D., Watiniasih, N. L., & Pebriani, D. A. A. 2019. Keanekaragaman gastropoda di Pantai Bangklangan, Kabupaten Karangasem, Bali. Current Trends in Aquatic Science, 22, 63–70. Saptarini, D., Indah, T., dan Mardian, A. H. 2010. Struktur Komunitas Gastropoda Moluska Hutan Mangrove Sendang Biru Malang Selatan, J. Bio. 1, 1-16 Saputra, A., Praseno, O., Sudradjat, A. dan Prasetio, 2017. Pertumbuhan beberapa strain ikan mas yang dipelihara pada tambak bersalinitas rendah. In Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur, 79-86. Siddik, J. 2011. Sebaran Spasial dan Potensi Reproduksi Populasi Siput Gonggong Strombus turturella di Teluk Klabat Bangka Belitung. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Silaen, I. F, Boedi, H., dan Mustofa, N. S. 2013. Distribusi dan Kelimpahan Gastropoda pada Hutan Mangrove Teluk Awur Jepara. Universitas Diponegoro, Semarang. Journal of Management of Aquatic Resources, 23, 93 - 103. DOI Sulistiyowati, H., Emitria, R., and Retno, W. 2021. Spatial Distribution Patterns of Lantana camara L. Population as Invasive Alien Species In Pringtali Savana Bandealit Resort Meru Betiri National Park. Jurnal Ilmu Dasar. 221 19. DOI Susanti, L., Ardiyansayh, F., As’ari H. 2021. Keanekaragaman dan pola distribusi Gastropoda mangrove di Teluk Pangpang Blok Jati Papak Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi. Biosense 4 1 33-46. Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan Vol. 9, No. 1, Maret 2023 Hasanah, Ramdani, Syukur 59 Susiana. 2011. Diversitas Dan Kerapatan Mangrove, Gastropoda Dan Bivalvia Di Estuari Perancak, Bali. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Manajemen sumberdaya perairan114. Talib, M. F. 2008. Struktur dan Pola Zonasi Sebaran Mangrove serta Makrozoobenthos yang Berkoeksistensi, di Desa Tanah Merah dan Oebelo Kecil Kabupaten Kupang. Skripsi. Ilmu dan Teknologi Kelautan. Bogor FPIK IPB. Tarida, T., Pribadi, R., & Pramesti, R. 2018. Struktur Dan Komposisi Gastropoda Pada Ekosistem Mangrove Di Kecamatang Genuk Kota Semarang. Journal of Marine Research, 72, 106-112. DOI Ulfah, Y., & Zainuri, M. 2012. Struktur Komunitas Makrozoobenthos di Perairan Wilayah Morosari Desa Bedono Kecamatan Sayung Demak. Diponegoro Journal of Marine Research, 12, 188–196. Ulmaula, Z., Purnawan, S., & Sarong, M. A. 2016. Keanekaragaman Gastropoda dan Bivalvia Bedasarkan Karateristik Sedimen daerah intertidal Kawasan Pantai Ujong Pancu Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah, 11, 124-134. Utojo, U. 2015. Keragaman Plankton dan Kondisi Perairan Tambak Intensif dan Tradisional di Probolinggo Jawa Timur. BIOSFERA A Sceintific Journal. 32 2 129 – 135. DOI Wahdaniar. 2016. Keanekaragaman dan Kelimpahan Gastropoda di Sungai Je’Neberang Kabupaten Gowa. Skripsi Jurusan Biologi. Universitas Islam Negeri Alauddin. Makassar. Werdiningsih, R. 2005. Struktur komunitas kepiting di habitat mangrove, pantai Tanjung Pasir, Tanggerang, Banten. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Wood, M. S. 1987. Subtidal Ecology. Edward Arnold Pty. Limited Australia. Yadav, R., Malla, P. K., Dash, D., Bhoi, G., Patro, S., & Mohapatra, A. 2019. Diversity of gastropods and bivalves in the mangrove ecosystem of Paradeep, east coast of India a comparative research with other Indian mangrove ecosystems. Molluscan Research. 39 4, 325-332. DOI Yanti, M., Susiana, S., & Kurniawan, D. 2022. Struktur Komunitas Gastropoda dan Bivalvia di Ekosistem Mangrove Perairan Desa Pangkil Kabupaten Bintan. Jurnal Akuatiklestari, 52, 102-110. DOI Yeanny, M. S. 2007. Keanekaragaman Makrozoobentos di Muara Sungai Belawan. Departemen Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara. Jurnal Biologi Sumatera, 22 37-41. Zoologi, B., & Lipi 2013. Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Metode sampling Analisis statistik. 221, 23–29. Zulham, N., Jaka., Ita, K., & Chandra, J. K. 2018. Hubungan Kerapatan Lamun terhadap Kalimpahan Bivalvia di Perairan Desa Teluk Bakau Kabupaten Bintan. Universitas Maritim Ali Haji. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this group of invertebrates that live in the mangrove ecosystem is Mollusks of mainly Gastropods and Bivalves. They are associated with mangrove as life, shelter, spawning, and also as a place to get food to support the growth them. The purpose of this reaserch was to look at the effect of mangrove species and substrate type on the distribution Mollusks Gastropods and Bivalves in the mangrove ecosystem of Pelangan Village, district of Sekotong, west Lombok regency. This type of reaserch is descriptive explorative. Sampling was done by purposive sampling method with determine tree species, size, and substrate. Repeatation held six times each mangrove species. The results showed that there are 25 speciesd of mollusk in mangrove ecosystem, the most abundant species of gastropod in mangrove species is Clypeomorus moniliferus with a value of ind / m2 contained in Osbornia octodonta. As for the distribution of each species of gastropods and bivalves are not affected by the mangrove species, but is influenced by environmental factors which in this case is a dan kelimpahan gastropoda dan bivalvia sangat ditentukan oleh adanya vegetasi mangrove yang ada di daerah pesisir. Tekanan dan perubahan lingkungan dapat memengaruhi jumlah jenis dan perbedaan struktur dari gastropoda dan bivalvia. Tujuan dari penelitan ini yaitu untuk mengetahui kepadatan gastropoda dan bivalvia di ekosistem mangrove, mengetahui struktur komunitas gastropoda dan bivalvia di ekosistem mangrove, serta mengetahui kualitas perairan pada ekosistem mangrove Perairan Desa Pangkil. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2021. Penelitian ini menggunakan metode survei dan analisis laboratorium. Penentuan titik sampling menggunakan metode purposive sampling sebanyak 120 titik dari 8 stasiun, yang dimana pada setiap stasiun terdapat 15 titik dari 3 plot. Hasil analisis struktur komunitas gastropoda dan bivalvia yang diperoleh yaitu, nilai kepadatan gastropoda dan bivalvia tertinggi terdapat pada stasiun 4 yaitu dengan total kepadatan berjumlah ind/ha, sedangkan gastropoda dan bivalvia dengan nilai kepadatan terendah yaitu pada stasiun 8 yaitu dengan total kepadatan ind/ha. Hasil indeks keanekaragaman gastropoda dan bivalvia pada semua stasiun yaitu dikategorikan sedang. Hasil indeks keseragaman gastropoda dan bivalvia pada semua stasiun yaitu dikategorikan tinggi. Hasil indeks dominasi gastropoda dan bivalvia pada semua stasiun yaitu dikategorikan rendah. Nilai parameter fisika-kimia pada perairan Desa Pangkil masih mendukung untuk kehidupan gastropoda dan SulistiyowatiEmitria Rahmawati Retno WimbaningrumBandealit is one of the resorts in Meru Betiri National Park MBNP. This area has many endemic floras and faunas affected by the presence of invasive alien spesies plants. These plants tend to give negative impacts on savana ecosystem among them is, Lantana camara L. The distribution of this invasive alien spesies in the savana can be used to provide information about the characteristic of the environment. This study was conducted to investigate the patterns of spatial distribution of invasive alien L. camara population in the Pringtali Resort Bandealit savana region. The characters of plant species morphology was recorded for species name identification and validation. Percent cover of the individual L. camara species was collected within 50 plots 5x5 m2, while each of coordinate species found in the plots was recorded by using GPS Global Positioning System. Abiotic factors such as temperature, pH, light intensity, and soil moisture were measured within the plots. The location of the data collection is 5,000 m2. The distribution pattern of invasive alien L. camara population was analyzed using ArcGIS and Dispersion Morisita’s Index Ip. The result showed that of L. camara population grew spasially close together clumped or overlapped one another based on the ArcGIS. This means that L. camara individuals distributein clumped pattern. While the other individuals grew apart randomly from each other. This distribution pattern showed by Ip value, was also clumped or clustered. It can be concluded that the distribution pattern ofinvasive alien species L. camara is clumped because the reproduction of plant was by seeds dispersal or vegetative buds that lived around parental individuals. Keywords ArcGIS, Lantana camara L., Invasive Foreign Plants, Morisita index, Distribution RA, Hasan V. 2020. Checklist of mangrove snails Mollusca Gastropoda in South Coast of Pamekasan, Madura Island, East Java, Indonesia. Biodiversitas 21 3127-3134. Mangrove forests are crucial to gastropods providing breeding and nursery grounds, food sources, and shelter from predators. They are useful bioindicators of environmental pollution. Consequently, it is crucial to understand the species richness of gastropods mangrove environments. This study aims to provide information about the species composition of mangrove snails in the South Coast of Pamekasan Madura Island, East Java, Indonesia. Samplings were performed at low tide from 4 stations in December 2019 using a transect 10m x 10m. All samples were identified using reference books and published journal. We found a total of 10 family consist of Assimineidae, Cerithiidae, Ellobiidae, Littorinidae, Muricidae, Neritidae, Olividae, Planaxidae, Potamididae, and Trochidae with consist of 15 Genus, Assiminea, Clypeomorus, Cerithium, Rhinoclavis, Laemodonta, Littorarina, Tenguella, Semiricinula, Nerita, Clithon, Oliva, Planaxis, Pirenella, Telescopium, and Monodonta. The most common substrate where mangrove snails were found was rocks, sandy, and around the tree and roots of mangrove. All gastropods in this study found alive during our surveys and predominantly mangrove associated. We assume that there are still many snails that have not been surveyed at the location. We suggest to the future researcher to survey through different sampling efforts and sampling methods such as quantitative or semi-quantitative Struktur komunitas moluska di suatu ekosistem mangrove dapat digunakan sebagai indikator status kesehatan ekosistem tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan pembandingan antara struktur komunitas moluska di ekosistem mangrove alami dan rehabilitasi untuk melihat adanya perbedaan struktur moluska di kedua kondisi ekosistem tersebut. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Maret - Juni 2019 pada 2 tipe ekosistem mangrove yaitu ekosistem mangrove alami di Pemongkong, Lombok Timur dan ekosistem mangrove rehabilitasi di teluk Gerupuk, Lombok Tengah. Pengambilan data dilakukan dengan metode purposive random sampling dengan meletakkan 3 plot berukuran 1x1 m secara acak di dalam plot yang berukuran lebih besar 10x10 m yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun hasil penelitian menunjukkan terdapat 37 spesies moluska yang termasuk ke dalam 14 famili. 14 spesies ditemukan di kedua lokasi penelitian, 3 spesies hanya ditemukan di kawasan rehabilitasi, dan 20 spesies lainnya hanya ditemukan di kawasan mangrove alami Pemongkong. Ekosistem mangrove alami Pemongkong memiliki kemelimpahan moluska lebih tinggi yakni mencapai ind/m2, dibandingkan dengan ekosistem mangrove rehabilitasi yang hanya mencapai ind/m2. Famili Potamididae memiliki keanekaragaman dan kemelimpahan tertinggi di kedua lokasi penelitian. Berdasarkan proporsi setiap spesies dalam komunitas moluska yang ditemukan, persamaan kedua lokasi penelitian yang ditunjukkan dengan Persent similaritas PS tergolong rendah yakni hanya mencapai kemiripan 36,36% .Keanekaragaman vegetasi mangrove, usia vegetasi, serta kondisi lingkungan dapat menjadi faktor yang mendukung perbedaan struktur komunitas moluska kunci Struktur komunits, Moluska, Mangrove, Alami, RehabilitasiAbstract Mollusks community structure in a mangrove swamp can be used to describe the status of mangrove ecosystem’s health. In this research, the mollusks community ini natural and rehabilitation mangrove ecosystem were compared in order to find the difference between these ecosystems. This research held on March to June 2019 at 2 types of mangrove ecosystem such as natural ecosystem at Pemongkong, East Lombok and rehabilitation ecosystem at Gerupuk bay. Data collection method used purposive random sampling by placed 3 plots sized 1x1 m randomly in a larger plot 10x10 m which have been determine before. The result showed that there are 37 species of association of mollusks which belong to 14 families. 14 species found in both locations, 3 species only found at rehabilitation ecosystem, and 20 species left only found at natural mangrove ecosystem at Pemongkong. Natural mangrove ecosystem Pemongkong had higher abundance of association mollusks with number of abundance ind/m2 against rehabilitation ecosystem which only reached ind/m2. Potamididae has the highest diversity and abundance value in both location. The resemblance of these 2 ecosystem based on the proportion of each species in the mollusks community showed by Similarity Presentation categorized as low level which only reach 36,36% of similarity. Mangrove diversity, it’s age, and the environmental condition may caused the difference in those mollusks structure words Structur community, Mollusks, Mangrove, Natural, RehabilitationDiana RupmanaM Sofwan AnwariM DirhamsyahThe mangrove forest in Sutera Village is a mangrove tourism forest located in Sukadana District which has an important role as a place of care, foraging and spawning for various types of animals such as crustaceans, fish and gastropods. Gastropods are soft-bodied animals that have a shell on the outer part of the body used to protect themselves from danger or predators. This study aims to identify the types of gastropods in the mangrove forests of Sutera Village, Sukadana District, Kayong Utara Regency. The results showed that in the mangrove forests of Sutera Village, Sukadana District, Kayong Utara Regency, 403 individuals consisting of 20 species and 7 families were found. The types of gastropods were Ellobium aurisjudae, Ellobium gangeticum, Cassidula nucleus, Cassidula aurisfelis, Ellobium aurismidae, Cerithidea quadrata, Cerithidea quoyii, Cerithidea cingulata, Cerithidea alata, Cerithidea obtusa, Chicoreus capucinus, Indothais gradata, Littoraria scabra, Littoraria melanostoma, Littoraria cingulata, Littoraria carinifera, Natica gualteriana, Nerita balteata, Neritina cornucopia and Onchidium sp. Keywords Identification, Gastropods, Mangrove ForestLina SusantiFuad ArdiyansayhHasyim As'ariThe gastropods diversity have a role towards stability ecosystem in trophic level. The existence gastropods really take effect for other organism the trophic level higher than gastropods. The purpose of was to determine the value of diverity and distribution patterns of gastropods in the mangrove forest, Jati Papak Block National Park Alas Purwo. The method used in this research is by using purposive sampling method. Sampling was divided into three stations with a range of 250 m from each station is 220 m of long and 96 m of wide with a plot measuring 2 × 2 m2. The result obtained 8 families of Gastropods with 13 genus and 19 species. Gastropods diversity ranges from H`= which indicates that the area has a moderate diversity value. The distribution pattern of gastropods between location has two distribution patterns, namely clustered and random distribution patternsLisa ErnawatiM Sofwan AnwariM DirhamsyahGastropod is one the mollusk phylum that can adapted at the mangrove ecosystem. Gastropod are organisms that have an ecological role as forming detritus. The study aimed to examine species diversity of gastropods in the mangrove forest ecosystem of Sebubus Village, Paloh District, Sambas Regency. The study was conducted in April 2019, using the survey method. Observations found 6 families and 16 species of gastropods in the mangrove ecosystem. Gastropods species are Chicoreus capucinus, Nerita balteata, Neritina cornucopia, Nerita violacea, Cerithideopsilla alata, Cerithidiopsis quoyii, Cerithidea obtusa, Littoraria scabra, Littoraria undulata, Littoraria carinifera, Nassarius dorsatus, Cassarius dorsatus, Cassidula aurisfelis, Ellobium aurisjudae, Cassidula nucleus, Pythia plicata, and Ellobium gangeticum. Species diversity index of gastropod in zone 1 = zone 2 = and zone 3 = in the low category. Species abundance index of gastropod in zone 1 = zone 2 = zone 3 = Species evenness index of gastropod in zone 1 = zone 2 = and zone 3 = categorized as low. Species dominance index of gastropod in zone 1 = zone 2 = and zone 3 = are categorized as low. Species similiarity index of gastropod in zone 1 and 2 = zone 2 and 3 = zone 1 and 3 = are categorized very Diversity, Gastropods, Mangrove EcosystemsInchan Faolo SilaenBoedi HendrartoMustofa NitisupardjoTeluk Awur Jepara merupakan pesisir yang memiliki hutan mangrove yang dijadikan permodelan untuk program rehabilitasi mangrove. Untuk pengelolaan kawasan hutan mangrove secara terpadu perlu diketahui keberadaan biota yang ada di dalamnya. Gastropoda merupakan penghuni tetap hutan mangrove dengan informasi yang masih kurang sehingga perlu dilakukan penelitian tentang kelimpahan dan distribusi gastropoda di dalam hutan mangrove tersebut. Pengambilan sampel menggunakan 3 buah Line Transect sepanjang 100 m dengan jarak 30 m. Line ditempatkan tegak lurus dengan garis pantai. Pengamatan vegetasi mangrove menggunakan metode transek yang berukuran 10x10 m2 yaitu untuk pengamatan tingkat pohon, 5x5 m2 sebanyak dua buah dan 1x1 m2 sebanyak lima buah untuk pengamatan vegetasi mangrove tingkat pancang dan semai. Pengambilan data sampel gastropoda menggunakan kuadran 1x1 m2 sebanyak lima buah yang ditempatkan secara acak pada kuadran 10x10m2. Jenis gastropoda yang ditemukan di hutan mangrove Teluk Awur Jepara didapat 16 jenis yaitu Cerithidea cingulata, Cerithidea cingulata cingulata, Cerithidea quadrata, Cerithidea obtusa, Litorina carinifera, Littorina angulifera, Littorina scabra, Casidula nucleus, Casidula aurisfelis, Casidula multiflicata, Melampus nuxcastaneus, Melampus coffeus, Telescopium telescopium, Sphaerassiminea miniata, Neritina violacea dan Pythia plicata. Vegetasi mangrove yang paling mendominasi adalah Rhizophora mucronata baik pada tingkat pohon, pancang, dan semai. Jenis gastropoda yang paling melimpah dan mendominasi adalah Cerithidea cingulata dan Casidula nucleus. Cerithidea cingulata lebih mendominasi pada daerah mangrove terbuka sedangkan Casidula nucleus mendominasi pada daerah mangrove tertutup yaitu pada daerah mangrove yang lebih rapat. Distribusi gastropoda pada umumnya mengelompok. Keberadaan gastropoda pada hutan mangrove dipengaruhi oleh vegetasi hutan A, Arthana IW, Astarini IA. 2020. The influence of physicochemical environment on the distribution and abundance of mangrove gastropods in Ngurah Rai Forest Park Bali, Indonesia. Biodiversitas 21 3178-3188. Ngurah Rai Forest Park is the widest mangrove ecosystem in Bali that close to the business center and tourism area. The strategic location of the Ngurah Rai Forest Park is estimated to produce anthropogenic waste that can disrupt the gastropod population and stability of the mangrove ecosystems. This study aims to analyze the mangrove density, distribution, and abundance of gastropods based on the quality of the biophysical environment. Mangrove data collection was carried out using a plot transect of 10 m x 10 m, 5 m x 5 m, and 1 m x 1 m. Meanwhile, samples gastropods were collected on a plot transect of m x m in plot transect of 5 m x 5 m. A total of 11 gastropods species and 6 mangrove species were recorded in this study. The dominant gastropods species found were Assiminea brevicula 28 ind/m2. Species mangrove of Sonneratia alba and Rhizophora apiculata found were in all study sites with tree density values of 1000 ind/ha. Subsequently, the ecological index calculation results show that the diversity index H’ evenness index E and dominance index C Based on the Principal Component Analysis PCA found was Assiminea brevicula spread on sand and silt substrates and adaptive to the temperature condition, salinity, pH, and dissolved oxygen. Furthermore, other analysis results showed that Cerithidea cingulata, Cerithidea quadrata, Littoraria articulata, and Littoraria scabra were found on clay substrate with high C-organic content. In conclusion, gastropods are evenly distributed and no species dominate the ecosystems. PantaiGerupuk adalah spot surfingnya para peselancar dunia. Pantai yang terletak di desa Gerupuk, kecamatan Lombok Tengah ini memiliki 5 spot selancar untuk para pemula hingga tingkat mahir. Ketinggian ombak di pantai ini pun beragam mulai dari yang landai hingga mencapai 3 meter lebih. Pantai Gerupuk [image source] Kawanan copet beraksi saat pengantaran calon jemaah haji di halaman Kantor Bupati Lombok Tengah, NTB. Foto ANTARA - Kawanan copet beraksi saat pengantaran calon jemaah haji di halaman Kantor Bupati Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Dari informasi yang dihimpun di lapangan, kawanan pencopet ini terdiri dari pria dan emak-emak. Mereka beraksi dengan modus menjadi pengantar jemaah. Kawanan pencopet tersebut ikut berdesakan dengan pengantar calon jemaah haji lainnya dan menunggu sasarannya lengah. BACA JUGA Kelangkaan Air Bersih Lombok Tengah Mulai Dirasakan di 6 Kecamatan Ketika korban sudah terlihat lengah, para penjahat ini kemudian mengambil barang berharga sasarannya berupa handphone dan uang. Salah saorang korban bernama Fifin mengatakan dirinya baru sadar dompetnya hilang setelah selesai mengantar calon jemaah haji. BACA JUGA 2 Korban Terseret Arus Pantai Tanjung Menangis Lombok Timur Ditemukan “Saya baru sadar setelah kembali ke tempat parkir. Uang Rp 1 juta di dompet hilang,” katanya dikutip dari Antara, Rabu 7/6. Dia kemudian melaporkan peristiwa itu ke Polres Lombok Tengah dan mendapatkan informasi kalau pelaku pencopetan berhasil ditangkap. BACA JUGA Anggota DPRD Lombok Tengah Tepergok Pesta Narkoba Bersama Mahasiswa Kasi Humas Polres Lombok Tengah Iptu Hariono mengatakan memang benar adanya penangkapan pelaku pencopetan. Silakan baca konten menarik lainnya dari di Google News . 394 279 187 322 31 297 87 163