JAKARTA - Agama-agama di dunia mempunyai peranan penting dalam menciptakan perdamaian. Mereka memiliki ajaran luhur untuk menuntun umatnya agar selalu berbuat kebajikan, terutama dalam menciptakan kondusifitas hubungan antarmanusia. Hal tersebut disampaikan oleh Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz dalam dialog peradaban lintas agama Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa Atas Dasar Rahmat Kemanusiaan di Hotel Aryaduta, Jakarta, Sabtu 13/10.Menurut dia, perbedaan agama bukan alasan untuk saling tak menghormati antarmanusia. Sebagai umat beragama, Habib Umar mengaku punya tugas untuk mempersatukan manusia dan menjauhkan dari permu suhan. Dia menegaskan, tugas-tugas tersebut adalah kewajiban bagi setiap orang yang berakal. Dengan begitu, diyakini kestabilan kehidupan masyarakat akan terus terjaga. Apabila dilalaikan perkara ini maka justru akan menimbulkan kekacauan dan perpecahan yang dipengaruhi oleh rujukan- rujukan, dorongan-dorongan dan langkah yang diambil oleh orang yang ingin merusak persatuan kita, ujar dia. Habib Umar tidak meragukan dampak positif dari menjalankan kesepakatan dan pemikiran tentang pentingnya persatuan. Keamanan di tengah-tengah ma syarakat akan tercipta, sehingga mem bawa kebaikan kepada semuanya. Dan atas dasar ini akan berdiri hakikat salam dan ke damaian yang mana kita diajak dan dipanggil untuk menjalankan kedamaian tersebut di antara se mua umat manusia, kata Habib Umar. Habib Umar mengatakan, tidak dibernarkan apabila berbuat baik hanya berdasarkan la tar belakang agama. Allah menyatakan kepada Nabi Muhammad agar menjaga perdamaian dan tidak mengganggu umat selain Islam, terlebih bagi mereka yang mempunyai kecenderungan cinta perdamaian. Menurut Habib Umar, para pemuka agama sudah terang- terangan menyatakan bahwa bersepakat untuk menjaga hak-hak kemanusiaan serta memberikan hak mereka dengan sebenar-benarnya. Dia menjelaskan, orang yang men celakakan manusia lain, mes-kipun mengatasnamakan aga ma, kata Habib Umar, telah menjelekkan agamanya sendiri. Dia menilai, yang terjadi saat ini bukan tentang tidak adanya ajakan untuk berbuat baik kepada sesama manusia. Namun, yang menjadi permasalahan adalah praktik di lapangan dalam melaksanakan ajakan tersebut yang tidak dijalankan. Dan saya mengapresiasi apa yang disampaikan oleh pemuka agama yag selama di Indonesia tidak dijumpai gangguan atas nama agama, tutur dia. Habib Umar berpendapat bahwa salah satu faktor adanya permasalahan-permasalahan di dunia ini karena cacatnya batin seseorang. Menurut dia, problem masyarakat akarnya berasal dari nafsu mereka yang tak dapat dikendalikan. Oleh karena itu, apabila mampu mengendalika nafsunya, diyakini akan melahirkan banyak kebaikan. Kitab-kitab yang diturukan oleh Allah, lanjutnya, berisi materi mengajak manusia member- sihkan batin dari nafsu. Sehingga, kebaikan diharapkan menyebar kepada masyarakat dan beriman kepada Allah serta rasul-Nya. Dan tugas kita ini bagai mana mempratikkan isi kitab-kitab itu dari Taurat, Injil, Zabur, Quran, dan ajaran nabi kita praktikkan di dalam keadaan kita bagaimana menjaga hak tetangga sesama manusia melindungi setiap jiwa, kata Habib Umar. Sebagai umat Islam, menurut Habib Umar, wajib beriman kepada kitab-kitab Allah selain Alquran. Umat Islam juga diwajibkan menghormati setiap orang yang menjalankan isi dari kitab- kitab Allah tersebut. Habib Umar juga mengingatkan agar menjaga dan melindungi hak-hak tetangga dan lingkungan. Semua agama pun telah sepakat dengan pandangan tersebut. Rasululah pernah mengatakan bahwa mereka sesungguhnya tak beriman apabila membiarkan tetangganya terganggu keamanannya. Untuk itu, Habib Umar mengingat kan agar mengedepankan kepentingan masyarakat dari pada mengorbankan kepentingan umum tersebut hanya demi tujuan meraih kekuasaan. Jangan me mbiar kan masyarakat menjadi mangsa bagi orang yang haus kekuasaan. Dan bahkan setiap orang yang turut andil memprovokasi memancing perpecahan pada hakikatnya jiwanya gak akan damai, tenang sebagaimana dikatakan Allah, Habib Umar mengungkapkan. Habib Umar menyerukan agar setiap umat Islam berupaya mengajak manusia berubah kepada pribadi ihsan dan santun dan memberikan kebaikan kepada orang sekitar. Habib Umar juga mengajak agar menjauhi sikap anarkistis atas dasar keinginan politik karena hal tersebut memba hayakan bangsa dan masyarakat itu sendiri.
Untukmewujudkan toleransi antar umat beragama di Indonesia setidaknya ada beberapa sikap dan tindakan yang perlu bersama-sama kita laksanakan yaitu, Pertama, mengembangkan sikap saling menghargai
Laporan Bidpenum Puspen TNI, Kapten Inf Suwandi JAKARTA - Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang besar, bangsa yang menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama. Selain itu Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang plural memiliki beragam suku, etnik, budaya dan bahasa serta mempunyai enam agama yang resmi diakui oleh negara yaitu Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Melihat Indonesia yang masyarakatnya sangat beragam tersebut, kerukunan antar masyarakat terutama antar umat beragama menjadi salah satu hal yang sangat penting diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Kita ketahui bersama bahwa permusuhan yang dipicu agama merupakan salah satu penyebab utama permasalahan yang sangat krusial yang dapat membuat masyarakat di suatu negara terpecah belah, saling bermusuhan yang akhirnya berujung pada pertikaian yang berkepanjangan. Sudah banyak contoh negara-negara lain di dunia yang hancur akibat pertikaian terkait oleh isu agama yang tidak bisa ditangani dan diselesaikan dengan baik, antara lain seperti konflik antara Palestina dengan Israel yang hingga sekarang masih berlanjut, ISIS di Suriah dan diberbagai negara Arab lainnya, kelompok teroris yang mengatasnamakan agama dan yang baru-baru ini terjadi yaitu konflik Rohingya di Myanmar, serta masih banyak lagi konflik-konflik agama lainnya. Demikian pula di Indonesia, isu agama menjadi isu sentral yang menyebabkan terjadinya beberapa konflik. Seperti kejadian yang pernah dialami saudara-saudara kita yaitu konflik antar agama di kota Ambon Maluku yang terjadi pada tanggal 19 Januari 1999, selanjutnya kerusuhan di Poso Sulawesi Tengah yang merupakan contoh konflik agama yang berdampak cukup serius dan berlarut larut karena kurang cepatnya penanganan, Poso I terjadi antara 25-29 Desember 1998, Poso II terjadi antara 17-21 April 2000 serta Poso III terjadi antara 16 Mei hingga 15 Juni 2000. Dari konflik tersebut sampai sekarang tidak diketahui pasti seberapa besar korban dan kerugian yang diderita masyarakat, dan yang pasti kejadian tersebut menimbulkan trauma serta penderitaan yang mendalam bagi korban dan keluarganya. Contoh terbaru yang masih hangat dalam benak kita dan menjadi pemberitaan utama di media massa nasional yaitu penyerangan terhadap tokoh-tokoh agama di berbagai daerah. Walaupun itu belum tentu dilakukan atas nama agama, namun persepsi yang terbentuk di masyarakat kejadian tersebut merupakan upaya untuk membenturkan umat agama satu dengan yang lainnya. Apabila permasalahan tersebut tidak segera ditangani dengan cepat dan tuntas oleh aparat keamanan maka dikhawatirkan masyarakat bisa terprovokasi sehingga dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk memecah belah bangsa Indonesia. Perlu juga menjadi perhatian kita bersama isu agama tersebut dikaitkan dengan Pilkada serentak 2018 dan pemilu legislatif maupun pemilihan presiden 2019. Kondisi tersebut tentunya dapat berpotensi meningkatkan suhu politik, menimbulkan ancaman dan konflik yang dapat mengkoyak kebhinekaan bangsa Indonesia. Kita berharap dalam gelaran pesta demokrasi tersebut tidak ada oknum partai politik memanfaatkan isu agama sebagai bagian dari kampanyenya, baik yang dilaksanakan secara terang-terangan maupun secara tertutup dengan menggunakan media sosial. Dalam konteks ini, hendaknya masyarakat dapat menyikapinya secara bijak, masyarakat harus bisa memilah-milah mana informasi yang benar dan mana yang tidak benar atau hoax, termasuk menolak ajakan partai politik yang menggunakan isu agama dalam menjaring dukungan demi kemenangan partainya, serta jangan mudah terprovokasi dengan berita-berita yang belum tentu kebenarannya. Untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan kerukunan antar umat beragama di Indonesia, diperlukan peran serta seluruh komponen masyarakat, tokoh agama yang terutama adalah peran serta pemerintah. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam menciptakan kerukunan antar umat beragama ini, antara lain Kementerian Agama RI telah menyosialisasikan regulasi dan penguatan regulasi terkait Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan KKB. Kemenag juga sedang menyiapkan RUU Perlindungan Umat Beragama PUB dengan melakukan pengembangan kemitraan, penelitian, dan pendampingan, termasuk saat terjadi masalah pada pemeluk keyakinan di luar enam agama yang resmi diakui negara. Begitu juga dengan komitmen aparat keamanan terutama TNI untuk senantiasa menjaga kerukunan antar umat beragama di Indonesia, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, telah menegaskan komitmennya terhadap toleransi dan kerukunan antar umat beragama yang sesuai dengan semboyan bangsa Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika, dengan memberikan pembekalan agama kepada prajurit TNI secara berkala. “Prajurit TNI selalu diberikan pemahaman tentang pentingnya pendidikan mental dan sepiritual sebagai landasan keimananan dalam menjalankan tugas pokok menjaga keutuhan NKRI,” ujar panglima TNI saat menerima tokoh agama di Cilangkap beberapa waktu yang lalu. Perbedaan agama yang ada di masyarakat Indonesia tidak boleh menjadi hambatan untuk mewujudkan kehidupan yang rukun dan damai. Kerukunan antar umat harus mengutamakan semangat kebersamaan, tetap saling menghormati persamaan hak dan kewajiban serta saling menghargai perbedaan dalam berkeyakinan yang dijamin oleh UUD 1945 Pasal 29 Tentang Kebebasan Beragama. Negara dalam hal ini menjamin dan melindungi kebebasan setiap warga negara untuk memeluk agama sesuai keyakinan dan kepercayaannya masing-masing. Banyak contoh betapa masyarakat Indonesia itu sangat menghormati perbedaan, penuh kasih sayang dan saling menghargai pemeluk agama satu dengan yang lain. Kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilaksanakan oleh masing-masing agama selama ini dapat dilaksanakan dengan aman dan lancar. Salah satunya adalah kegiatan aksi massa 212 di Jakarta yang diikuti oleh jutaan umat Islam yang sebelumnya diprediksi menimbulkan kerusuhan, namun dapat berjalan dengan tertib dan aman. Hal tersebut tidak lepas dari adanya sikap toleransi yang ditunjukkan oleh saudara-saudara kita yang beragama lain. Untuk mewujudkan toleransi antar umat beragama di Indonesia setidaknya ada beberapa sikap dan tindakan yang perlu bersama-sama kita laksanakan yaitu, Pertama, mengembangkan sikap saling menghargai dan menerima adanya perbedaan. Kedua, menghormati kesetaraan antara pemeluk agama satu dengan yang lainnya dan memahami bahwa semua memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara. Ketiga, sesama warga negara harus mempunyai keinginan untuk saling melindungi dan menjaga dengan tidak memandang agama yang dianut. Agama mayoritas tidak boleh semena-mena terhadap minoritas. Begitupun sebaliknya sehingga akan terwujud sikap saling tolong menolong, kerjasama dan gotong royong yang tulus untuk membangun demi kemajuan bangsa dan negara Indonesia tercinta. Keempat, dalam kehidupan berpolitik hendaknya elit politik tidak memanfaatkan isu agama untuk kepentingan kelompoknya, berikanlah program-program membangun yang dapat diterima oleh masyarakat. Kita sadari bahwa dengan terciptanya kerukunan antar umat beragama menjadi pilar utama bagi bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan, demi terciptanya masyarakat yang adil dan makmur, hidup rukun dan damai. Selain itu dengan kerukunan antar umat beragama diharapkan akan mampu melahirkan kesadaran diri bahwa pada dasarnya manusia memang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan beraneka ragam dan saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Perlu diketahui, bahwa sepanjang sejarah peradapan manusia di dunia kerukunan antar umat beragama merupakan penyumbang terbesar bagi terciptanya perdamaian di muka bumi. Akan tetapi karena pengetahuan dan kedewasaan sebagian masyarakat dalam memaknai toleransi umat beragama masih belum memadai, maka timbulah konflik-konflik antar manusia. Hal ini patut menjadi perhatian kita terutama para pemuka agama agar memberikan pemahaman dan tauladan yang baik kepada umatnya tentang pentingnya toleransi antar umat beragama. * DiIndonesia terdapat 6 agama yang di akui oleh negara yakni Islam, Kristen, Khatolik, Hindu, Budhha, Kong Hu Chu (konfusius). Oleh karena itu, masing-masing agama harus mengajarkan toleransi yang tinggi agar mendapat kerukunan yang tidak saling menjatuhkan antara umat beragama. Dalam keragaman inilah diperlukan toleransi bagi semua rakyat Pentingnya Kerukunan Antar Umat Beragama Dhani Fadlillah – 210512520004 Kerukunan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, tanpa hidup rukun tidak ada ketentraman di dalam kehidupan. Di indonesia sendiri masih seringkali terjadi persilisihan antar umat beragama, lalu sebenarnya apasih arti dari kerukunan antar umat beragama itu? Dan apa tujuan dan bagaimana cara melakukan kerukunan antar umat beragama?. Pembahasan 1. Pengertian luas tentang kerukunan Kerukunan ialah proses sosial yang dilakukan oleh manusia untuk menciptakan kehidupan bersama atas dasar perbedaan yang ada baik agama, politik, budaya dan sosial, sehingga persatuan dan keutuhan mayarakat ini diharapkan dapat mencapai tujuannya atas dasar perbedaan yang ada. Dalam kamus KBBI kerukunan memiliki arti atau makna kesepakatan masyarakat yang dilakukan atas dasar perbedaan-perbedaan dalam kehidupan sosial, baik agama, budaya dan etnis sebagai jalan mencapai tujuan bersama. Berikut pengertian kerukunan menurut para ahli Paulus Wirutomo Menurut dari Paulus Wirutomo ialah menciptakan integritas sosial dalam masyarakat melalui konsep yang telah ditentukan dalam upaya mempersatukan mahkluk sosial, baik secara individu dan kelompok untuk memberikan rasa kenyamanan dan ketentraman. Purwadarminta Menurut Purwadarminta ialah sikap atau sifat menenggang seperti menghargai dan memperbolehkan suatu pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan atau yang lainnya yang berbeda. 2. Pengertian kerukunan antar umat beragama Pengertian kerukunan antar umat beragama menurut Peraturan Bersama Menteri Agama MENAG dan Menteri Dalam Negeri MENDAGRI No. 9 Tahun 2006/ No. 8 Tahun 2006 tentang kerukunan umat beragama adalah keadaan hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dan bernegara di dalam Negara Republik Indosia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Replublik Tahun 1945. Pengertian kerukunan dalam islam debiri istilah tasamuh atau toleransi, bisa diartikan kerukunan sosial kemasyarakatan. 3. Tujuan terciptanya kerukunan antar umat beragama Tentunya kerukunan antar umat beragama memiliki sebuah tujuan, berikut tujuan dari kerukunan antar umat beragama Meningkatkan keimanan dan ketakwaann keberagamaan Masing masing orang yang memeluk agama adanya kenyataan agama lain, Sebagai umat beragama akan mendorong mereka untuk menghayati, memperdalam ajarannya, dan berusaha mengamalkannya. Oleh karena itu, keyakinan dan keragaman semua pemeluk agama meningkat lagi. Seperti kompetisi yang positif, bukan yang negatif. 2. Mempererat rasa persaudaraan Dengan terciptanya kerukunan antar umat beragama dapat menciptakaan mengutamakan kepentingan bersamaa untuk bangsa, dapat mengurangi gejolak sosial yang terjadi dalam masyarakat, bersama sama membangun negeri dengan semangat kebangsaan dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa harus terus ditingkatkan. Menjaga stabilitas nasional Dengan kerukunan antar umat beragama terjaga maka ketegangan adanya perbedaan yang ada akibat perbedaan paham keyakinan dapat dihindari. Apalbila stabilitas nasional terjaga maka bisa Negara Indonesia menjadi negara yang aman dan nyaman dalam beragama dan hidup dengan tenang. Mensukseskan pembangunan Suatu pembangunan akan berjalan sesuai rencana jika didukung dan dibantu oleh seluruh warga masyarakat. Namun jika antar umat beragama bertikai maka akan menghambat pembangunan yang akan dituju untuk mendapatkan kemakmuran, kesuksesan serta kebahagiaan dalam segala bidang. 4. Cara menciptakan kerukunan antar umat beragama Untuk dapat menciptakan kerukunan antar umat dibutuhkan langkah langkah yang diperlukan akan menciptakan kerukunan seperti Memberitahu seluruh umat beragama agar selalu berpikir positif terhadap antar umat beragama, dengan menggunakan kata dan kalimat yang tidak provokatif dan juga tidak menyinggung perasaan orang lain. Meningkatkan rasa hormat, saling pengertian, toleransi, dan lebih belajar saling memahami antar umat beragama. Dan juga jangan melakukan apa pun yang dapat melukai perasaan umat agama lain. Untuk meningkatkan rasa hormat dan saling menghargai terhadap agama lain, agar semua pemeluk agama dapat memahami agamanya dengan baik dan benar. Memahami batasan-batasan dalam bertasamuh. Para pemimpin agama bekerjasama dengan para pemimpin agama lainnya untuk menyelesaika permasalahan bersama bagi seluruh umat manusia contohnya seperti kebodohan, keterbelakangan, kemiskinan, dan penyakit-prenyakit sosial yang lain. 5. Konflik yang pernah terjadi tentang kerukunan antar umat beragama Dalam proses terciptanya kerukunan umat beragama sering terjadi adanya perpecahan antar umat beragama seperti terjadi di Negara Indonesia Konflik Agama di Poso Yang pertama ada sengketa di Poso, sengketa poso merupakan bagian dari sengketa individu yang kemudian menjadi semakin luas menyentuh level agama. Awal mula konflik dalam hal ini didasarkan pada subsistem budaya tentang suku dan agama. Kemudian kedua elemen ini muncul dan menjadi faktor menjadi peperangan di Poso Konflik Agama di Bogor Pembangunan GKI Yasmin di tahun 2000 menuai perkara dalam tahun 2008, saat Kepala Dinas Tata Kota dan Pertamanan Bogor Yusman Yopi membekukan agar pembangunan gereja tadi melalui surat Nomor 503/208-DTKP tertanggal 14 Februari 2008. Alasannya, terdapat keberatan berdasarkan lembaga ulama & ormas Islam se-kota Bogor. Surat ini terbit setelah surat biar dimuntahkan sang Wali Kota Bogor Diani Budiarto dalam 13 Juli keberatan, pihak GKI Yasmin menggugat surat pembekuan biar tadi ke Pengadilan Tata Usaha Negara sampai taraf Mahkamah Agung. Dan hasilnya, Mahkamah Agung membatalkan pencabutan izin tersebut. Kesimpulan Dengan terciptanya kerukunan umat beragama dapat memajukan Negara Indonesia untuk lebih maju lagi. Kerukunan umat beragama memiliki banyak keuntungan seperti menurunkan kesenjangan sosial, meningkatkan sifat gotong royong dan tolong menolong, dapat mempercepat dalam menanggulangi masalah tentang pendidikan, kesehatan dan sosial. Dengan adanya peristiwa konflik beragama di Indonesia bisa diambil pelajarannya agar untuk memahami agamanya masing-masing dengan baik dan benar secara menyeluruh. Dalam beragama dan bernegara agar lebih saling menghargai dan saling menghormati karena setiap umat beragama mamiliki kepercayaan tersendiri. untukmembina kerukunan antara umat dan antar-umat beragama dalam rangka membangun persatuan bangsa, atau mungkin juga karena faktor-faktor lainnya. Dengan terbukanya informasi dan komunikasi, juga dengan semakin lancarnya tranportasi antardaerah dan antarnegara, maka arus masuk keyakinan religius yang berbeda - Bagaimana antarumat beragama saling menjalin persatuan? Pertanyaan tersebut merupakan soal Buku Tema 1 Kelas 4 SD/MI halaman 121, Pembelajaran 5 Subtema 2 yang berjudul Kebersamaan dalam Keberagaman. Subtema 2 ini merupakan bagian dari Buku Tema 1 berjudul Indahnya Kebersamaan, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi 2017. Berikut pertanyaan dan kunci jawaban Tema 1 Kelas 4 halaman 121 Bagaimana antarumat beragama saling menjalin persatuan? Ayo, cari tahu dengan menggali dari berbagai hasil temuanmu pada kertas HVS dan presentasikan dalam kelompok. Jawaban Dalam mewujudkan persatuan umat beragama, ada beberapa langkah yang dapat diwujudkan, yaitu 1. Sikap Toleransi. Toleransi beragama adalah menghargai, dengan sabar menghormati keyakinan atau kepercayaan seseorang atau kelompok lain. 2. Saling menghormati dan menghargai hak orang dan golongan lain mengikuti agamanya 3. Mencegah terjadinya konflik antar agama dengan tidak menjelekan agama lain. Klik Jawaban Lengkapnya di SINI Perbedaan Bukanlah Penghalang Tidak seperti biasa, hari Minggu ini sekolah terlihat ramai. Hari itu, semua siswa diminta datang ke sekolah untuk menghias kelas masing-masing. . 92 114 494 171 263 77 23 251